Kelimpaham dan Struktur Komunitas Plankton pada Budidaya Lobster Air Tawar di Kolam Fiber
DOI:
https://doi.org/10.62951/habitat.v2i2.56Keywords:
Plankton, water quality, feed, fiber pond, crayfishAbstract
Changes that occur in aquaculture are influenced by feeding and water quality, causing changes in the composition, abundance, and structure of plankton communities. Therefore, the presence of plankton can be used as an indicator of aquaculture. The purpose of this study was to analyze the structure of plankton communities in freshwater crayfish farming in fiber ponds. For plankton retrieval techniques in this study were carried out every day at 06.00 for 14 days. A total of 50 liters of water is taken from each pond using a bucket, water collection in each pond is carried out at 5 different points and filtered using planktonet. The types of phytoplankton found in 3 fiber ponds consist of classes Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophycae and Rotifers and consist of 13 species. This type of zooplankton consists of the class of rotifers and consists of 25 genera. The type of phytoplankton that most often dominates is found in Microc species. In zooplankton, the type that most often dominates is Branchiaonus. This makes Microcystis. and Branchiaonus. plays a high role in maintaining the sustainability of the ecosystem in fiber ponds. H' values range from 1.2 - 1.5 for E values range from 0.4 - 0.5 and D ranges from 0.3 - 0.5. This shows that the quality of LAT cultivation water is still relatively poor. It is characterized by low diversity and uniformity of plankton and indications of species dominance.
References
Andi, M., & Akhmad, M. (2008). Peubah kualitas air yang berpengaruh terhadap plankton di tambak tanah sulfat masam Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Riset Akuakultur, 3(3), 364. Balai Riset Budidaya Perikanan Air Payau.
Apriadi, R., Jaya, I. M., & Sari, R. T. (2018). Pentingnya keanekaragaman hayati dalam ekosistem. Jurnal Ekologi, 20(3), 45–55.
Aulia, D. (2018). Budidaya udang vaname “informasi teknologi budidaya udang, solusi peningkatan produksi udang”. Jakarta: AMAFRAD Press.
Bahar. (2015). Pedoman survei laut. Makassar: Masagena Press.
Budiardi, T., et al. (2007). Dinamika populasi plankton dalam ekosistem perairan. Jurnal Ilmu Kelautan, 12(1), 33–41.
Cahyantari, L., Dina, R., & Supriyadi, B. (2016). Analisis pencahayaan di ruang kuliah gedung fisika Universitas Jember dengan menggunakan Calculux Indoor 5.0B. Jurnal Pembelajaran Fisika.
Chorus, I., & Bartram, J. (1999). Toxic cyanobacteria in water: A guide to their public health consequences, monitoring and management. London: E & FN Spon.
Chu, C. J., Wang, Y. S., Dong, M., & Qing, H. (2007). Effects of light intensity on growth, photosynthetic characteristics, and antioxidant enzyme activities of seagrasses in Beibu Gulf, China. Environmental and Experimental Botany, 61(2), 197–205.
Colt, J. (1984). Computation of dissolved gas concentrations in water as functions of temperature, salinity, and pressure. American Fisheries Society.
Dokulil, M. T., & Teubner, K. (2000). Cyanobacterial dominance in lakes: A review. Hydrobiologia, 438(1), 1–12.
Edhy, Y., Sari, R., & Marwan, M. (2003). Dasar-dasar ekologi dan lingkungan. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Efendi, H. (2003). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Yogyakarta: Kasinus.
Fachrul, M. F. (2007). Metode sampling ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Furtado, A. L. S., et al. (2014). The role of alkalinity in water quality management. Environmental Monitoring and Assessment, 186(2), 123–134.
Ghozali, I. (2021). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 26 (10th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goldman, C. R., & Horne, A. J. (1983). Limnology. New York: McGraw-Hill.
Herlina. (2022). Kimia lingkungan dan dampak fosfat pada ekosistem. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hillebrand, H., et al. (2012). Biodiversity in a warming world: Effects of temperature on aquatic communities. Ecology Letters, 15(6), 734–746.
Huisman, J. (2006). Phytoplankton ecology: A look into the past and the future. Hydrobiologia, 553(1), 1–7.
Hutagalung, H. P., & Rozak, A. (1997). Metode analisis air laut, sedimen dan biota. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, LIPI.
Iklima, N., et al. (2019). Studi tentang kelimpahan spesies di ekosistem perairan. Jurnal Ekologi, 15(2), 123–134.
Indryani, M. (2015). Struktur komunitas diatom dan dinoflagelata pada beberapa daerah budidaya di Teluk Hurun, Lampung (Skripsi, Universitas Negeri Jakarta).
Insafitri, et al. (2010). Keanekaragaman, keseragaman dan dominansi Bivalvia di area buangan lumpur Lapindo Muara Sungai Porong. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 3(1), 54–59.
Isnansetyo, A., & Kurniastuti, H. (1995). Mikrobiologi perairan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kastitonif, A. (2002). Pengantar ekologi perairan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kaswadji, S. (1976). Ekologi, lingkungan hidup, dan pembangunan. Jakarta: CV Rajawali.
Lantang, B., & Pakidi, C. S. (2015). Identifikasi jenis dan pengaruh faktor oseanografi terhadap fitoplankton di perairan Pantai Payum – Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan.
Leghari, S. J., et al. (2016). Role of nitrogen for plant growth and development: A review. Advances In Environmental Biology, 10(9), 209–218.
Madinawati. (2010). Ekologi dan lingkungan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Manik, R. (2010). Ekologi perairan. Jakarta: Universitas Indonesia.
McKelvie, I. D. (1999). Phosphate. In Handbook of Water Analysis (pp. 273–295). New York: Marcel Dekker, Inc.
Muharram, N. (2006). Struktur komunitas perifiton dan fitoplankton di bagian hulu Sungai Ciliwung, Jawa Barat (Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Sumberdaya Perairan).
Nontji, A. (2008). Plankton laut. Jakarta: LIPI Press.
Nybakken, J. W. (2005). Marine biology: An ecological approach (6th ed.). Pearson Education, Inc.
Oberholster, P. J., Myburgh, J. G., Ashton, P. J., & Botha, A. M. (2004). The influence of treated wastewater on the surface water quality of an effluent‐dominated catchment in South Africa. Water Science and Technology, 50(2), 35–40.
Odum, E. P. (1971). Fundamentals of ecology (3rd ed.). Tokyo: Toppan Co. Ltd.
Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Paerl, H. W. (1998). Eutrophication of freshwater and coastal marine ecosystems. In Global Environmental Change (Vol. 1).
Pranoto, B. A., Ambariyanto, & Zainuri, M. (2005). Struktur komunitas zooplankton di muara Sungai Serang Jakarta. Ilmu Kelautan, 10(2), 90–97.
Priambodo, A. B. (2015). Kelimpahan jenis fitoplankton di inlett dan outlet Waduk Bening sebagai bahan penyusun media pembelajaran berbentuk poster. Jurnal Florea, 2(1), 36–40.
Rahman, A. (2008). Ekologi perairan dan plankton. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Ramadhan, M. (2021). Metode penelitian. Wonosobo, Surabaya: Cipta Media Nusantara.
Redjeki, S. (1999). Ekologi plankton dan penerapannya dalam akuakultur. Surabaya: Penerbit Universitas Airlangga.
Retnaningdyah, C., Suharjono, S., Soegianto, A., & Irawan, B. (2010). Daya dukung dan laju pertumbuhan Microcystis hasil isolasi dari Waduk Sutami pada berbagai variasi konsentrasi nitrat dan fosfat di media selektif B-12. Biota, 15, 354–362.
Reynolds, C. S. (2006). The ecology of phytoplankton. Cambridge: Cambridge University Press.
Rimper, J. (2002). Kelimpahan fitoplankton dan kondisi hidrooseanorafi perairan Teluk Manado (Makalah Falsafah Sains PPS702). IPB. Bogor.
Rumanti, M., et al. (2014). Dampak nitrat terhadap kualitas air dan ekosistem perairan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 4(2), 90–98.
Sachlan, M. (1982). Planktonologi. Semarang: Fakultas Peternakan dan Perikanan, UNDIP.
Safitri, S. (2015). El Niño, La Niña, dan dampaknya terhadap kehidupan di Indonesia. Jurnal Criksetra.
Santoso, M. P. (2015). Planktonologi: Dasar-dasar ekologi plankton di perairan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Sartimbul, A., et al. (2021). Pengaruh suhu terhadap ekosistem perairan. Jurnal Ilmu Kelautan, 16(2), 75–83.
Setyowati, D. L., Amin, M., Suharini, E., & Pigawati, B. (2016). Model agrokonservasi untuk perencanaan pengelolaan DAS Garang Hulu. Tataloka, 14(2), 131–141.
Simanjuntak, M. (2012). Kualitas air laut ditinjau dari aspek zat hara, oksigen terlarut, dan pH di perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4, 290–303.
Smith, J. (2010). Introduction to chemistry. New York: McGraw-Hill Education.
Soeminto, O. (2011). Biologi perairan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supono. (2018). Manajemen kualitas air untuk budidaya udang. Bandar Lampung: Aura (CV. Anugerah Utama Raharja).
Syamiazi, F., et al. (2015). Peranan pH dalam keseimbangan ekosistem perairan. Jurnal Lingkungan Hidup, 8(3), 123–130.
Teo, C. L., Idrisa, A., Wahidin, S., & Wlai, L. (2014). Effect of different light wavelengths on the growth of marine microalgae. Jurnal Teknologi (Sciences and Engineering), 67, 97–100. https://doi.org/10.20884/1.SB.2017.4.4.626
Thoha, H., & Rachman, A. (2013). Kelimpahan dan distribusi spasial komunitas plankton di perairan Kepulauan Banggai. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 5(1), 145–161.
Thoha, M. (2013). Mikrobiologi dan peranannya dalam ekosistem. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Yazwar. (2008). Keanekaragaman plankton dan keterkaitannya dengan kualitas air di Danau Toba (Laporan, Universitas Sumatera Utara).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Habitat: Jurnal ilmiah ilmu Hewani dan Peternakan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
